Brucellosis

Brucellosis atau sering disebut keluron adalah penyakit yang disebabkan oleh Brucella sp. dan dapat menular ke manusia. Manusia merupakan hospes aksidental dan tidak menularkan pada individu lain. Di Indonesia brucellosis tersebar luas di Pulau Timor (NTT), Sulawesi, Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Pulau Bali saat ini merupakan daerah bebas Brucellosis.
1. Penyebab Brucellosis :
Bakteri dari genus Brucella, berbentuk kokobasilli, bersifat gram negatif. Ada 5 jenis dari genus ini yang potensial menimbulkan penyakit pada hewan dan manusia yaitu Br.abortus pada sapi, Br.suis pada babi, Br.canis pada anjing, Br.ovis pada domba jantan dan Br.melitensis pada kambing dan domba.

2. Sumber Penularan
Sumber penularan yang potensial dari hewan ke manusia adalah sapi. Pada sapi perah susu sapi dapat menularkan penyakit pada manusia jika tidak mengalami pasteurisasi. Membran fetus dan cairan dari saluran reproduksi dapat menularkan penyakit kepada manusia secara kontak.
3. Penularan
Pada manusia penularan terjadi karena kontak langsung dengan plasenta, fetus, cairan/organ reproduksi sapi. Orang-orang yang berprofesi tertentu misalnya dokter hewan, inseminator, mantri hewan, petugas rumah pemotongan hewan, tukang perah susu mempunyai resiko tinggi tertular brucellosis jika mereka bekerja di daerah tertular. Brucella sp. dapat menembus kulit, konjungtiva dan saluran pencernaan. Penularan pada petugas laboratorium dapat juga terjadi.
Pada sapi penularannya terjadi per oral. Sapi yang mengalami keguguran oleh brucellosis mengeluarkan bakteri Br. abortus dalam jumlah besar melalui membran fetus, cairan reproduksi, urine dan feses. Bahan-bahan tersebut akan mencemari rumput dan air minum.
Pada anjing jantan penularan terjadi per os sewaktu menjilat, intra nasal sewaktu mencium bagian genital anjing betina tertular atau secara kontak dengan urine. Anjing betina dapat tertular lewat perkawinan alami dengan anjing jantan.
4. Gejala Klinik
a. Pada Hewan
Sapi = gejala klinik yang mencolok terjadi abortus, terutama pada usia kebuntingan lanjut (7-8 bulan). Umumnya sapi hanya mengalami keguguran sekali saja pada kebuntingan yang brurutan. Meskipun demikian induk sapi yang mengalami keguguran tersebut masih membawa Br. abortus sampai 2 tahun. Sapi yang terinfeksi secara kronik dapat mengalami higroma (pembesaran kantong persendian karena berisi cairan bening atau fibrinopurulen).
Babi = menimbulkan arthritis, osteomielitis, bursitis dan spondilitis. Kadang-kadang ditemukan pula posterior paralisis yang disebabkan oleh nekrosis discus intervetebrales. Pada babi jantan dapat ditemukan orchitis tetapi Br.suis tidak ditemukan pada semen atau urine. Dibandingkan dengan sapi abortus relatif jarang terjadi pada babi.
Anjing = Br. canis merupakan penyebab utama sterilitas pada pejantan dan abortus pada induk, terutama terjadi di kennel (pembiak) anjing di Amerika. Anjing yang menerita brucellosis akut mengalami kebengkaan kelenjar limfe prefemuralis dan submandibularis. Pada anjing jantan brucellosis menyebabkan orchitis sehingga testis terlihat membengkak beberapa lama kemudian diikuti atropi, testis terlihat mengecil karena sel pembentuk spermatozoa mengalami kerusakan
b. Pada Manusia
Masa inkubasi bervariasi dari 5 hari sampai beberapa bulan dengan rata-rata 2 minggu. Gejala yang mula-mula dirasakan adalah demam, merasa kedinginan dan berkeringat pada malam hari. Kelemahan tubuh dan kelelahan merupakan gejala umum. Demam umumnya bersifat intermitten. Kesakitan umum, sakit kepala, neri otot leher, anoreksia, konstipasi, gelisah dan depresi mental sering dimanifestasikan. Terkadang ditemukan pula batuk yang non produktif dan pneumonitis. Jarang ditemukan Orchitis atau osteomyelitis. Kesembuhan terjadi dalam waktu 3-6 bulan. Pada beberapa kasus kesembuhan baru terjadi setelah 1 tahun atau lebih.
5. Diagnosis
- Untuk screening digunakan uji rose bengal atau rapid agglutination test.
- Jika positif terhadap uji rose bengal perlu dilanjutkan dengan uji reaksi pengikatan komplemen (Complement Fixation Test) atau ELISA.
- Untuk daerah baru pengukuhan diagnosis harus dilanjutkan dengan isolasi Br.abortus.
-Uji serum aglutinasi pada manusia sering ditemukan negatif palsu meskipun sebenarnya mempunyai titer yang tinggi. Untuk mengatasi hal ini digunakan uji coombs atau anti human globulin test, disamping uji serum agglutinasi dan uji pengikatan komplemen.
-Isolasi Br.abortus pada sapi dilakukan dengan mengirimkan cairan, membran fetus, susu, kelenjar limfe supramamaria dalam keadaan segar dan dingin ke laboratorium.
6. Pencegahan dan Pengobatan
-Pada manusia pengobatan dapat dilakukan dengan tetrasiklin yang diberikan selama 2-4 minggu. Pada kondisi yang parah pengobatan dikombinasikan dengan streptomisin.
-Pada hewan khususnya sapi kasus brucellosis umumnya tidak berespon baik terhadap pengobatan. Oleh karena itu tindakan yang dilakukan didasarkan pada tinggi rendahnya prevalensi penyakit di suatu daerah. Pada daerah dengan prevalensi < 2% dilakukan tindakan pengujian dan pemotongan (test and slaughter) sedang daerah dengan prevalensi > 2% dilakukan vaksinasi menggunakan vaksi Br. abortus strain 19
-Pada anjing pencegahan dilakukan dengan uji serologik agglutinasi cepat.

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1974883-brucellosis/#ixzz1PEPl7OLJ

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar